Segenggam Cinta 'tuk Berlian

Seratus milenium lalu aku kehilangan seorang istri. Sangat kucintai. Sialnya, momen terakhir kami seratus ribu tahun silam itu masih terasa seperti baru kulalui kemarin. Hari ini, seratus ribu tahun kemudian, diriku memutuskan ‘tuk sekali lagi membuka hati kemudian menikah kembali. Dengan seorang gadis pemalu bernama Berlian, jika kalian tanya siapa. Putri dari Keluarga Hie. Apesnya, sesudah itu kenangan (cinta) seumur hidupku berontak. Putriku, jejak masa lalu yang mustahil kupungkir, hingga ujian ayah mertua yang langsung menolak bahkan sebelum perjumpaan pertama secara tiba-tiba. Ayah Berlian langsung bilang aku bukan menantu idaman lewat putriku padahal kami sama sekali belum pernah bertemu dan berpesan agar diriku datang padanya setelah sekian syarat bila ingin dapat restu. Menyebalkan. Kalian bayangkan sesesak apa hatiku pas dengar kabar istri dibawa mertua tanpa sepengetahuan begitu. Sakit, ‘kan?

Bengkoang

Bengkoang