Konfrontasi dengan Kegelapan
Sinar Auliya
Adi dan Maya memutuskan untuk menghadapai para guru sekolah dengan bukti yang mereka temukan tentang laboratorium rahasia dan eksperimen yang dilakukan di kelas 4B. Dengan hati yang berdebar-debar, mereka memasuki ruang guru pada hari berikutnya, siap mengungkapkan kebenaran yang mengejutkan.
Di hadapan kepala sekolah dan beberapa guru, Adi dan Maya dengan berani menyampaikan temuan mereka. Mereka memperlihatkan bukti-bukti yang mereka temukan di laboratorium rahasia dan meminta penjelasan tentang kegiatan eksperimen yang dilakukan di kelas 4B.
Tetapi reaksi para guru sangatlah berbeda dari yang mereka harapkan. Kepala sekolah menatap mereka dengan tatapan yang dingin dan mengabaikan bukti yang mereka persembahkan. Beberapa guru bahkan menertawakan klaim mereka, menyebutnya sebagai imajinasi berlebihan anak-anak.
Adi dan Maya merasa putus asa. Tidak ada yang percaya pada mereka, dan mereka seolah-olah dibiarkan sendiri untuk menghadapi misteri yang semakin mencekam.
Namun, Adi dan Maya tidak akan menyerah begitu saja. Mereka bertekad untuk menyelesaikan misteri ini sendiri, meskipun itu berarti mereka harus menghadapi kegelapan yang lebih dalam lagi.
Pada malam itu, mereka kembali ke kelas 4B, bersumpah untuk mengungkap kebenaran sejati. Mereka menyelidiki setiap sudut ruangan, mencari petunjuk yang akan membawa mereka pada jawaban yang mereka cari.
Tiba-tiba, di tengah kegelapan, mereka mendengar suara aneh yang terdengar dari sudut ruangan. Mereka mengikuti suara itu dan menemukan pintu rahasia yang tersembunyi di belakang rak buku.
Dengan hati-hati, mereka membuka pintu itu dan menemukan sebuah ruang bawah tanah yang gelap gulita. Di tengah-tengah ruangan, terdapat sebuah altar tua yang terbuat dari batu.
Di atas altar itu, mereka melihat sebuah buku kuno yang tampaknya menjadi sumber kegelapan yang mengancam kelas 4B. Tanpa ragu, mereka mengambil buku itu, bersumpah untuk menghentikan kekuatan jahat yang telah lama menghantui sekolah mereka.
Tetapi sebelum mereka bisa melarikan diri dari ruangan itu, mereka mendengar suara langkah kaki mendekati dari belakang mereka. Dengan cepat, mereka menoleh dan melihat sosok yang menakutkan muncul di pintu masuk ruangan.
Mereka sadar bahwa mereka tidak sendirian di ruangan itu. Mereka harus bersiap untuk menghadapi konfrontasi dengan kegelapan yang mengancam, karena hanya itu satu-satunya cara untuk mengungkap kebenaran sejati dan menyelamatkan sekolah mereka dari kutukan yang telah lama berlangsung.