Menapak Jalan Baru: Awal Perjuangan di Ibu Kota

Muhammad Ari Pratomo
Hari itu, sebelum memulai perjalanan ke Jakarta, Ari melangkah mantap menuju kampusnya. Dengan perasaan campur aduk antara harap dan cemas, ia mengurus transkrip nilai dan ijazah sementara sebagai syarat administrasi wisuda yang akan segera tiba. Suasana kampus terasa hangat dan penuh kenangan—tempat di mana ia melewati perjuangan tanpa henti selama ini.
Petugas administrasi kampus menyambut Ari dengan ramah, memproses dokumen-dokumen yang ia butuhkan. Sambil menunggu, Ari duduk di bangku taman kampus, memandang sekeliling yang familiar, mengingat setiap malam yang ia habiskan untuk menyelesaikan skripsi, setiap diskusi panjang dengan dosen pembimbing, serta nasihat bijak dari para pengacara yang membimbingnya.