BAB 6 - SIDANG BAYANGAN

Muhammad Ari Pratomo
Gedung tua itu pernah jadi pengadilan zaman Belanda. Kini kosong, tak terurus. Dindingnya lembap, atapnya bocor. Tapi malam itu, tempat itu kembali hidup. Bukan oleh hukum resmi, tapi oleh keadilan yang sudah lama dibungkam.
Ari berdiri di tengah ruangan besar yang dulunya tempat hakim duduk tinggi di kursi kayu. Di depannya, beberapa kursi plastik dijejer seadanya. Di sana duduk Sari, Fikri, Gita, dan tiga aktivis HAM yang tak pernah tampil di televisi—karena mereka terlalu jujur untuk layar publik.